Terkadang Non Muslim Lebih Peduli Kepada Muslim Ketimbang Muslim Kepada Muslim Itu Sendiri

Kandi irawan di Air Terjung Si Piso-piso Provinsi Sumatera Utara
Photo : Kandi irawan di Air Terjung Si Piso-piso Provinsi Sumatera Utara


Malam itu saya bersama keluarga pergi ke rumah sakit untuk membesuk nenek yang sudah terbaring 2 hari yang lalu,  sekitar pukul 21.06 kamipun memutuskan untuk pulang kerumah,  di pertengahan jalan si Naufal meminta sesuatu yang ia lihat di kantin Rumah sakit tersebut, kamipun berhenti sejenak dan Naufal pun jajan, setelah itu kami lanjutkan berjalan kaki menuju parkiran.

Sesampainya di parkiran kereta kami terkejut melihat ban kereta bagian depan sudah tak mungkin lagi kami paksakan untuk di bawa pulang,  saya dan naufal mencoba mencari tempat tambal ban terdekat,  Alhamdulillah ucap saya dalam hati melihat tambal ban yang tidak jauh dari posisi kami yang sudah melaju dari parkiran sekitar 100 Meter, tiba di tempat parkiran tersebut sayapun mengucapkan salam "Assalamualaikum, bg", "Wa'alaikumsalam, Ada Ada bg" jawab lelaki paruh baya yang ada di tambal ban tersebut, "Ini bg, ban kereta kami bocor dan kayaknya tidak mungkin untuk saya tumpangi pulang bersama istri dan dua anak saya" ungkap saya berharap dia berbelas kasihan dengan keadaan saya,  "Maaf bg kami baru saja tutup bg,  coba abg cari ke arah sana mungkin ada tambal ban yang masih buka" jawab tukang tambal ban tersebut,  mendengar ucapannya saya kembali memohon "Tolong lah bg,  Istri dan anak saya menunggu di depan rumah sakit bg" ucap saya kepada tambal ban tersebut,  tanpa menghiraukan permohonan saya dia malah bergegas membawa sebagian alat yang masih di liar kedalam rumahnya,  akhirnya kamipun pergi dan menemukan tambal ban yang sudah tutup sekitar 500 meter dari lokasi tambal ban sebelumnya. Beruntung saat itu di depan rumah ada seorang pria tempat saya bertanya,  "Bang Tukang tambal ban-nya ada bg?" tanyaku ke lelaki yang mengenakan sarung, berbaju piama dan peci kayaknya dia baru pulang dari shalat isa di masjid sih, "baru aja masuk ke dalam rumah" jawabnya,  "makasih bg", saya parkirkan kereta lalu saya berjalan menuju pintu rumah tukang tambal ban tersebut,  saya lalu mengucapkan salam dan diapun menjawab,  seperti sebelumnya sayapun mengatakan permasalahan kami dan minta tolong agar ban kami bisa di tambal agar saya dan keluarga bisa pulang ke Rumah,  tak jauh beda tukang tambal ban ini juga menolak untuk membantu kami,  dengan sedikit kecewa kami mencari sebuah tambal ban lain,  akhirnya kami menemukan orang yang sudi membantu kami,  dia adalah seorang yang beragama kristen,  dengan ramah dia mengajak kami bercerita agar tidak bosan. 

Akhir dari cerita ini,  saya belajar bahwa bantuan itu bisa Allah SWT turunkan langsung,  maupun tidak langsung baik dari kita yang seagama maupun dengan mereka yang berbeda agam dengan kita. 

Berbuat baik itu takkan membuat kita rugi,  itu adalah Investasi yang tak akan pernah bisa siapapun yang mengkorupsinya kecuali kita sendiri.

Post a Comment

0 Comments