Musim Durian 2025 : Durian Kita Dijual Mentah


Catatan Kandi Irawan - Sebagai petani musim buah selalu menjadi menarik di daerah kami, terutama musim durian, selain bisa menjadi titik balik atas kesulitan ekonomi belakangan ini musim buah juga bisa menyatukan keluarga jauh menjadi dekat.

Di daerah kami mungkin juga ada di daerah lain, ada acara ketika musim buah terutama jika durian juga berbuah yakni "Ndaling Khutung" Ndaling = batang durian bagian bawah yang terlihat arah akar, kemudian Khutung = Durian, Ndaling Khutung dapat di artikan sebagai kegiatan menjaga buah durian saat musim jatuh tiba agar tidak di curi atau di ambil oleh orang lain.

Hal yang paling menarik tahun ini ada buah durian tidak banyak seperti tahun sebelumnya sehingga masyarakat banyak memutuskan menjual durian mentah ke pengepul, menghindari jaga malam dan uangnya bisa sekali terkumpul, begitu juga saya memutuskan untuk menurunkan durian mentah sehingga tak perlu lagi tidak di pondok dengan kenyamanan yang harus tergadaikan dan uangnya bisa di manfaatkan secepatnya untuk menyelesaikan penanaman durian di kebun kedua.

Keputusan saya diatas ternyata salah bagi sebagian orang, ketika saya duduk di warkop ada yang bilang seperti ini "Khutungne Tangkihne, te nangat iye Mangat khutungku ma ku khe",  dalam kondisi saya yang cukup lelah di selimuti energi negatif saya sedikit merasa tersinggung seolah selama ini saya adalah kalau nggak ada durian saya ngemis durian tetangga atau terlebih yang mengeluarkan perkataan tersebut saya tau ini sedikit berlebihan melihat pembicaraan di warkop banyak candaan dan guyonan. Tapi dalam situasi rumit dan sensi ini mungkin akan menyakitkan bagi saya dan pukulan dengan demage psikologis cukup berat bagi saya dan sempat malu duduk di warkop tersebut padalah saya beberapa kali menyakinkan diri saya sendiri kalau itu hanya bagian dari guyonan antara kita sesama teman, tapi jujur ini terus mengganggu pikiran saya hingga hampir dua Minggu.

Saya memang terbiasa bercanda, tapi ada beberapa hal yang saya cukup sensitif topiknya yang mengarah ke Orang Tua saya dan Kemiskinan saya, kalau hal ini tersentuh saya cukup sensitif dan akan membekas cukup lama, saya sempat menyatakan dalam hati saya " we mentang-mentang let mbane gat gedi iye, selame nde pe mange penah cebelokpe ndilahku Mido khutung Kalak kae me si biakhine, wakhi nde sehat kenin, Soh ndigan nale me".

Hal ini mengingatkan saya sewaktu perlu uang, saat musim durian tahun 2014, sangking perlunya saya uang saya memberanikan diri meminta kepada saudara saya untuk menjaga durian 1 malam karena hutang pasca pengobatan Naufal hampir satu bulan di RSUP Adam Malik Medan hampir 10 Juta Rupiah ( Harga emas saat itu Rp. 460.000,- /gram) tambah lagi belanja rumah yang bukan cuma menipis tapi kondisinya sudah minus tapi Alhamdulillah waktu itu tidak di kasih, malah di berikan wejangan yang sampai saat ini saya tidak lupa, dalam hatinya semoga pukulan ini menjadikan saya terlempar ke tempat lebih baik.

Trauma masa lalu juga menjadikan saya cukup sensitif terkait hal ini.

Post a Comment

0 Comments