Kasih Jadi Masalah, Tak Dikasih Juga Bermasalah

Begitulah kehidupan ini, sebuah kisah yang menggambarkan tak selama-nya saudara itu layak sebagai saudara, saudara yang sesungguhnya adalah mereka yang menangis ketika kita bersedih, mereka bahagia jika kita bahagia,... Ok lah kembali ke Topik.



Hari ini saya merasa amat sulit dua pilihan yang sama-sama akan membuat mendapatkan masalah, setelah sekian lama berencana untuk membuat rumah sendiri akhirnya pada bulan Agustus 2019 kamipun membeli bahan untuk pembangunan tahap awal, seperti pondasi, dan beberapa bahan maupun perlengkapan untuk dinding maupun atap.

Lokasi rumah yang dibangun di tanah yang di wariskan nenek kepada ayah, bersebelahan dengan tanah Pakwo (Panggilan untuk Abg Ayah), sebelumnya pasca banjir desa Natam ayah memang sudah memindahkan rumahnya ke lokasi tersebut, karena tanah pertapakan punya ayah masih cukup lebar sehingga kamipun memutuskan untuk membangun rumah di lokasi tersebut.

Tak lama kemudian kamipun berkunjung ke rumah ayah dan mamak. Sedikit heran sebuah resplank sudah berdiri tandanya bangunan pun mau di dirikan, lantas saya bertanya kepada mamak "Mak itu mau bangun apa" tanyaku sembari duduk di lantai yang tak jauh dari mamak "Yah itu rumah makwomu, ada kiriman uang dari tomo", dalam hati saya bangga pakwo sama makwo tidak lagi menumpangi rumah orang lain yang terkadang membuat prang lain menganggap mereka sebelah mata, sekaligu berbangga hati sama Tomo anak pakwo yang bekerja sebagai TNI bisa membantu orang tuanya.

Keesokan harinya saya datang ke rumah mamak tentu saja melewati rumah makwo tersebut, karena saya melihat makwo dan pakwo sedang berdiri disamping lokasi pembangunan rumah tersebut sayapun akhirnya singgah, begitu saya turun dari kereta sayapun di sambut dengan bahasa sindiran "Kao si lebe mekhencane kami si lebe bangun nu ndi" artinya kao kao yang sudah duluan berencana tapi kami yang duluan bangun kata Makwo, kala itu saya merasa tersinggung, dimana saya yang hanya bekerja sebagai pegawai honorer di samakan dengan beliau yang memang PNS, belum lagi ada bahasa jika bahan-bahan untuk pembangunan rumahnya sudah siap semua. Perasaan makwo ini dengan sengaja menyinggung saya yang mau membangun rumah namun bahannya belum mencukupi.

Tapi Ok, mungkin itu cambukan agar saya semakin giat bekerja dan bisa membangun rumah seperti mereka.

Pada tanggal 20 Oktober 2019, makwo memanggil saya "Ndi Makwo pinjam dulu batu batamu sekarang bata susah uang-nya sudah ada tapi Batu bata langka" masuk akal yang memang serti itu keadaannya tanpa pikir panjang sayapun mencoba percaya kepada mereka yang berkali-kali sebelumnya inipun berurusan dengan makwo dan pakwo ini cukuplah susah.

01 Nopember 2019 saat sedang bersantai dir menikmati hari jum'at, terdengar suara ketukan pintu dan memanggil nama saya yang cukup keras, setelah melihat ke depan rupanya makwo yang datang untuk meminjam seng 16 lembar meski berat namun barat yang terlihat tak mungkin disembunyikan lagi ya kali ini saya juga mengizinkan seng yang di rumah mamak digunakan oleh makwo, meski ini menjadi bahan pertengkaran di rumah akibat saya memberikan persetujuan peminjaman sebelum konsultasi dengan istri saya  di rumah.

Permasalahannya Jika kami nggak memberi pinjaman seng kepada mereka pasti jadi masalah, di kasihpun pinjaman pengembaliannya susah kalau kita paksa pasti nanti ujung-ujungnya bertekak mulut.

Semoga aja kali ini mereka jujur dan tidak menimbulkan masalah.

Post a Comment

0 Comments