Pemangkasan Pertama Kakao Sekaligus Pembentukan Cabang | Catatan Kandi Irawan

Catatan Kandi Irawan - Pemeliharaan Kakao memang sedikit rumit dan membutuhkan tingkat rutinitas yang cukup tinggi, hal ini untuk memastikan pertumbuhan kakao bisa optimal, tak sekedar pemupukan, pengendalian hama maupun gulma tetapi hal yang sangat penting juga ada pemangkasan atau pembentukan cabang primer, cabang sekunder dan tersier sehingga di harapkan tanaman bisa tumbuh dengan maksimal.

Dibaca dari berbagai literatur di internet, pemangkasan pertama bisa di lakukan pada tanaman kakao usia 3 -6 bulan baik terhadap tunas air maupun pembentukan cabang, namun karena pertumbuhan tanaman kakao saya belum optimal di usia 3 bulan setelah tanam maka saya upayakan di usia 4 bulan setelah tanam.

Apa saja yang di pangkas?

1. Tunas Air

Alasan mengapa pentingnya mengurangi atau memangkas tunas air adalah agas konsentrasi tanaman kita bisa terfokus pada pembesaran batang dan cabang primer terlebih dahulu, sehingga kehadiran tunas air tentu akan mengurangi bagian dari batang dan cabang primer tersebut, sehingga pertumbuhan tidak seperti yang kita inginkan.

2. Cabang primer

Agar tunas pada ruas cabang primer ini bisa tumbuh maka ujung cabang primer kita pangkas, jika tidak biasanya tunas ini akan mati dan hanya akan memperpanjang cabang primer.

Di tahap ini kita sudah bisa merencanakan panjang cabang primer, cabang primer yang kita potong akan menumbuhkan cabang sekunder nantinya, jika cabang primer 2 maka sekundernya bisa 4 dan tersiernya bisa 8.

Catatan penting 

Usahakan setiap kali pemangkasan di ikuti dengan penyemprotan, insektisida, bakterisida maupun fungisida agar bekas pemotongan tidak terjangkit penyakit.

Selain hal diatas teman-teman Catatan Kandi Irawan, juga bisa melakukan pemupukan untuk mempercepat pemulihan luka pada tanaman kita.

Hal diatas adalah pengalaman pribadi saya sehingga mungkin saja bisa terjadi kesalahan, jadi oleh karena itu kolom komentar kami aktifkan untuk menampung segala kritik dan saran dari teman-teman.

By

KANDI IRAWAN